Sejarah Ungkapan "dia Tidak Memiliki Semua Rumah"

Daftar Isi:

Sejarah Ungkapan "dia Tidak Memiliki Semua Rumah"
Sejarah Ungkapan "dia Tidak Memiliki Semua Rumah"

Video: Sejarah Ungkapan "dia Tidak Memiliki Semua Rumah"

Video: Sejarah Ungkapan
Video: Strawberry Shortcake 🍓 The Berry Big Harvest🍓 Berry Bitty Adventures 2024, April
Anonim

Ungkapan "tidak semua rumah" sangat kuno dan agak tidak lazim dalam istilah fraseologis. Itu, berbeda dengan kebanyakan unit fraseologis, tidak melunakkan makna negatif dari pernyataan itu, tetapi sebaliknya memperkuatnya. Dari mana asalnya dan apa arti frasa "tidak semua di rumah".

Senang rasanya ketika semua orang di rumah
Senang rasanya ketika semua orang di rumah

Itu perlu

  • - kamus unit fraseologis
  • - sumber sastra

instruksi

Langkah 1

Unit fraseologis ini muncul secara bersamaan dalam beberapa bahasa Slavia. Oleh karena itu, mereka yang menganggapnya sebagai orang Rusia adalah keliru. "Sama sekali tidak di rumah", "sama sekali tidak di rumah", "nie wszyscy w domu", "nemít vsech doma" mungkin muncul tidak hanya untuk orang Rusia, tetapi juga untuk orang Belarusia, Ukraina, Polandia, Ceko. Tidak ada penulis tunggal untuk frase menangkap ini. Ini benar-benar populer, bahkan internasional. Tapi etimologinya bisa dilacak.

Langkah 2

Ungkapan "tidak semua rumah" dibangun di atas oposisi arketipe: "lengkap - tidak lengkap (utuh - rusak)". Ungkapan itu didasarkan pada citra rumah, yang bagi banyak orang mempersonifikasikan citra integritas dunia. Apalagi jika rumahnya penuh: keluarga besar, banyak anak, nenek, kakek, dan kerabat lainnya. Jika rumah penuh (semua rumah), ketertiban memerintah di dunia satu keluarga. Dalam pengertian ini, metafora “keluarga” menggambarkan integritas ruang intelektual individu, yang disamakan dengan integritas keluarga yang utuh.

Langkah 3

Kehadiran semua anggota rumah tangga dalam rumah adalah ketertiban, kerukunan, kehidupan batin yang kaya. Tidak adanya seseorang (karena berbagai alasan, tetapi paling sering kematian, kematian dalam perang, kematian seorang anak saat masih bayi dan kemalangan lain yang biasanya menimpa keluarga besar) memerlukan "ketidaklengkapan" rumah, yang ditransfer ke "ketidaklengkapan" dari dunia batin seseorang. Akibat kurangnya "kelengkapan", jiwa terganggu dan fungsi intelektual menderita. Oleh karena itu, seiring waktu, ungkapan "tidak semuanya di rumah" menjadi lebih kasar - "tidak semuanya beres dengan kepala." Ini bukan lagi tentang keluarga dan rumah, tetapi tentang fakta bahwa kepribadian memiliki gangguan jiwa, fungsi otak, dan oleh karena itu kemampuan untuk secara memadai memahami apa yang terjadi, untuk berperilaku sesuai dengan norma yang diterima.

Langkah 4

"Ketidaklengkapan" intelektual dimaknai bukan sebagai kebodohan (bawaan), tetapi sebagai kekurangan akal (kegilaan). Artinya, seseorang yang dulunya pintar, karena beberapa peristiwa eksternal atau internal, menjadi "tidak sepenuhnya sadar", tidak sepenuhnya normal.

Direkomendasikan: